TUGAS INDIVIDU NILAI DAN
ETIKA LINGKUNGAN
PERSPEKTIF KESEHATAN TERHADAP
NILAI-NILAI LINGKUNGAN
Disusun oleh
Neni Riyanti
( NPM : 121310110032)
Email : neniriyanti75@gmail.com
Dosen Penanggung Jawab :
Prof. Dr. Ir. H. Supli Effendi
Rahim, M.Sc
PROGRAM PASCA
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI
ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan unsur yang sangat berharga dalam
kehidupan manusia. Kesehatan yang dialami seseorang memiliki keterkaitan yang erat dengan
lingkungan. Menurut Anies (2006:7), ”Faktor lingkungan berperan sangat besar
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi kesehatan masyarakat yang
buruk termasuk timbulnya berbagai penyakit menular, faktor lingkungan sangat
berperan di dalamnya.”
Untuk itu dalam upaya menciptakan masyarakat yang sehat maka
manusia harus menjaga kesehatan lingkungan, yaitu lingkungan bebas dari pencemaran seperti pencemaran tanah,
udara, air dan lain-lain.
Lingkungan yang tercemar menyebabkan manusia tidak dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik. Tanah yang tercemar dengan radioaktif
menyebabkan tanah tidak dapat ditanami dengan tanaman sebagai sumber kebutuhan
pangan dan sandang manusia. Air yang tercemar menyebabkan air tersebut
tidak dapat dikonsumsi manusia karena mengandung racun yang sangat berbahaya
bagi kesehatan.
Udara yang kotor menyebabkan manusia tidak dapat bernafas
dengan segar. Uraian di atas bermakna bahwa lingkungan merupakan salah satu
komponen kesehatan yang harus dijaga kebersihan dan kelestariannya. Untuk itu
dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat, perlu ditanamkan arti pentingnya
menjaga kesehatan lingkungan sedini mungkin kepada seluruh lapisan
masyarakat.
Kesehatan dan
lingkungan merupakan wacana yang berkaitan satu dengan yang
lainnya. Kita tidak dapat memungkiri bahwa keadaan lingkungan berpengaruh
terhadap kesehatan suatu komunitas bahkan ekosistem lingkungan tersebut. Begitu
pula dengan kesehatan, kesehatan juga berperngaruh terhadap dinamika lingkungan
terutama bila dipandang dalam sudut biologis yang akan berdampak pada perubahan
aspek sosialnya.
Lingkungan adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk
hidup dan tak hidup di alam, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan
manusia yang berlebihan atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada
manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Lingkungan juga memiliki nilai yang berarti ada kandungan
yang terdapat dalam lingkungan. Lingkungan yang mempunyai nilai positif,
berharga dan dipentingkan dengan sebaik-baiknya, dimana artinya yang
berkarakter dan mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai lingkungan dalam
menunjang kehidupan, sepeti karakter cinta pada Sang Maha Pencipta dan segenap
ciptaan-Nya,begitupun sebaliknya. Jadi
nilai lingkungan yang berharga tersebut sangatlah penting bagi perkembangan
semua makhluk untuk bertahan hidup dan untuk beribadah pada Sang Pencipta.
Kesehatan dan lingkungan yang baik dan sehat merupakan hak
asasi manusia dan merupakan bagian dari kesejahteraan. Lingkungan baik fisik,
biologi dan sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan
(welbeing). Menempatkan kesehatan dan lingkungan yang baik dan sehat sebagai
hak, maka kesehatan lingkungan memiliki arti penting dan strategis untuk
mewujudkan hak dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Perspektif kesehatan kehidupan manusia tidak terlepas dari kondisi
lingkungan. Alam dan lingkungan manusia cukup memberikan kehidupan yang sehat
dan lingkungan memiliki dampak besar tehadap derajat kesehatan (welbeing).
Dalam kenyataan didapatkan sanitasi lingkungan masih buruk.
Sebagian besar manusia saat ini sudah tidak peduli lagi dengan sesama dan
lingkungannya karena merasa berkelimpahan. Setelah sejarah panjang inovasi
teknologi dan eksploitasi sumber daya alam, manusia lalu mengalami kritis
keterbatasan. Disisi lain, kekuatan yang dimiliki manusia sebenarnya justru
merusak, bahkan membunuh manusia sendiri lewat kerusakan ekologik. Pada situasi
seperti ini, manusia pada dasarnya sudah mulai kehilangan orientasi dan harapan
hidup.
Risiko berupa pudarnya orientasi dan harapan hidup yang
mungkin telah dicanangkan, dipersiapkan dan diusahakan selama proses
kehidupannya melalui penciptaan bentuk-bentuk peradaban yang digunakan untuk
memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam guna keberlangsungan hidup spesies
manusia itu sendiri. Manusia lantas terlena dengan potensi dan kekuatannya
sendiri dalam merengkuh kenikmatan fasilitas yang diberikan alam dan melupakan
satu sisi dalam dirinya sendiri yang sesungguhnya merupakan kelemahan dan
sekaligus menjadi kekuatannya, yaitu sikap mental.
Atas dasar itu dalam pendidikan lingkungan setiap persoalan
selalu dibahas dalam kaitannya dengan pembangunan dalam meningkatkan kualitas
hidup (manusia) secara keseluruhan. Pendidikan etika lingkungan, terutama yang
menekankan pada paham ekosentrisme, sangat penting untuk dilakukan dan dan
diberikan pada generasi muda. Mengingat merekalah yang kelak akan meneruskan
mengelolah alam semesta ini.
1.2. TUJUAN
1.
Menjelaskan pengertian tentang
perspektif kesehatan .
2.
Menjelaskan teori-teri tentang –teori
etika lingkungan .
3. Menjelaskan
bagaimana perspektif kesehatan terhadap nilai-nilai lingkungan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
2.1.1
Perspektif
Katherine Miller dalam bukunya Communication
Theories: Perspectives, Processes, and Contexts, mendefinisikan perspektif
sebagai cara atau metode untuk melihat atau mengamati berbagai
fenomena/keadaan/situasi di sekeliling kita. Yang perlu digaris bawahi adalah
bahwa yang dimaksud diatas bukanlah perspektif secara singular tetapi
perspektif secara plural atau multi, karenanya sebuah fenomena tidak hanya
dapat dilihat dari satu kacamata saja. Sebuah teori (e.g komunikasi) dapat
dilihat dari sudut pandang, proses penyaringan dan proses penerangan yang
berbeda-beda. Pilihan perspektif yang diambil seseorang memiliki implikasi pada
teori dan metodologi yang digunakan dan dikuasai serta dipahami seseorang dalam
memahami suatu fenomena atau realitas (Miller, K, 2005).
Dalam hal ini sangat jelas bahwa perspektif merupakan suatu kumpulan
asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan
memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara tertentu, dan cara-cara tersebut
berhubungan dengan asumsi dasar yang menjadi dasarinya, unsur-unsur
pembentuknya dan ruang lingkup apa yang dipandangnya.
Jadi, perspektif adalah bagaimana kita menggunakan pisau analisa
berdasarkan kebutuhan, kesesuaian, pengetahuan dan pengalaman kita untuk
melakukan pemahaman, memberikan konseptualitas terhadap fenomena dan realitas
disekeliling kita.
2.1.2.
Kesehatan
Sedangkan
Kesehatan Menurut definisi yang dirumuskan oleh
Word Health
Organization (WHO),
adalah sebagai : ”a state of complete
physical, mental and social well being and not merely the absence of disease or
infirmity“. (WHO, 1948), adalah keadaan sejahtera fisik, mental, social
tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit).
Dalam UU RI Nomor 23
tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental dan social :
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi “.
Pengertian lain,
kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik,
lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja,
istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut
menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan
pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau
menyadarinya.
Jadi perspektif kesehatan adalah bagaimana
kita menggunakan pisau analisa berdasarkan kebutuhan, kesesuaian, pengetahuan
dan pengalaman kita untuk melakukan pemahaman, memberikan konseptualitas
terhadap fenomena dan realitas disekeliling kita termasuk keadaan seimbang yang dinamis,
dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti
makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional.
A. Teori-teori Etika Lingkungan Hidup
Sikap dan perilaku seseorang
terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh bagaimana pandangan seseorang terhadap
sesuatu itu. Manusia memilki pandangan tertentu terhadap alam, dimana pandangan
itu telah menjadi landasan bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam.
Pandangan tersebut dibagi dalam tiga teori utama, yang dikenal sebagai Shallow
Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, and Deep Environmental
Ethics. Ketigateori ini dikenal juga sebagai Antroposentrisme, Biosentrisme,
dan Ekosentrisme.
a.
Antroposentrisme
Dinamakan berdasar kata antropos =
manusia, adalah suatu pandanganyang menempatkan manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Karena pusat pemikiran adalah manusia, maka kebijakan
terhadap alam harus diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan manusia. Alam
dilihat hanya sebagai objek, alat dansarana bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
Dengan demikian alam dilihat tidak memiliki nilai dalam dirinya sendiri. Alam
dipandang dan diperlakukan hanyasebagai alat bagi pencapaian tujuan manusia. Namun,
dalam sikapnya yang dianggap semena-mena terhadap alam, pandangan ini juga
peduli terhadap alam. Manusia membutuhkan lingkunganhidup yang baik, maka demi
kepentingan hidupnya, manusia memiliki kewajibanmemeliharan dan melestarikan
alamlingkungannya. Kalaupun manusia bersifat peduli terhadap alam, hal itu
dilakukan semata-mata demi menjamin kebutuhandan kepentingan hidup manusia, dan
bukan atas pertimbangan bahwa alammempunyi nilai pada dirinya sendiri. Teori
ini jelas bersifat egoistis, karena hanya mengutamakan kepentingan manusia.
Itulah sebabnya teori ini dianggap sebagaisebuah etika lingkungan yang dangkal
dan sempit (Shallow EnvironmentalEthics).
b.
Biosentrisme
Adalah suatu pandangan yang
menempatkan alam sebagai yangmempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari
kepentingan manusia. Dengandemikian, biosentrisme menolak teori
antroposentrisme yang menyatakan bahwahanya manusialah yang mempunyai nilai
dalam dirinya sendiri. Teori biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup
bukan hanya manusia saja.Pandangam biosentrisme mendasarkan kehidupan sebagai
pusat perhatian.Maka, kehidupan setiap makhluk dibumi ini patut dihargai,
sehingga harusdilindungi dan diselamatkan. Biosentrisme melihat alam dan
seluruh isinyamemilki harkat dan nilai dalam dirinya sendiri. Alam memiliki
nilai justru karenaada kehidupan yang terkandung didalamnya. Manusia hanya
dilihat sebagai salahsatu bagian saja dari seluruh kehidupan yang ada dimuka
bumi, dan bukanlahmerupakan pusat dari seluruh alam semesta. Maka secara
biologis, manusia tidak ada bedanya dengan makhluk hidup lainnya.
c.
Ekosentrisme
Pandangan ini didasarkan pada
pemahaman bahwa secara ekologis, baik makhluk hidup maupun benda-benda abiotik
saling terkait satu sama lain. Air disungai, yang termasuk abiotik, sangat
menentukan bagi kehidupan yang adadidalamnya. Udara, walaupun tidak termasuk
makhluk hidup, namun sangatmenentukan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup.
Jadi, ekosentrisme selainsejalan dengan biosentrisme (dimana kedua-duanya
sama-sama menentang teoriantroposentrisme) juga mencakup komunitas yang lebih
luas, yakni komunitasekologis seluruhnya.
Ekosentrisme disebut juga Deep Environtmental Ethics.
Deep ecolog menganut prinsip biospheric egolitarian-ism, yaitu pengakuan bahwa seluruhorganisme
dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya dari suatukeseluruhan yang
terkait. Sehingga mempunyai suatu martabat yang sama. Inimenyangkut suatu
pengakuan bahwa hak untuk hidup dan berkembang untuk semua makhluk (baik hayati
maupun non-hayati) adalah sebuah hak universal yang tidak bisa diabaikan.
B.
Perspektif Kesehatan tentang Nilai-nilai Lingkungan
Nilai dalam bahasa inggris di sebut
dengan value dapat di artikan
sebagai, ukuran (pada diri seseorang) tentang sesuatu sikap, kata, situasi, dsb
yang dapat mempengaruhi
perilakunya. Nilai selalu mempunyai kaitan dengan norma atau petunjuk-petunjuk
agar mempunyai hidup serta berperilaku yang baik. Nilai masuk dalam bidang
kajian filsafat, yaitu filsafat nilai. Istilah nilai dalam bidang
filsafat dipakai untuk menunjukan kata benda yang abstrak, yang artinya worlh (keberhargaan) atau goodness (kebaikan).
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkari. Lingkungan adalah
sekalian yang terlingkup di suatu daerah. Dalam literatur lain, disebutkan
bahwa lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup
lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur dari biotik (makhluk hidup),
abiotik (benda mati), dan budaya manusia. Jalinan hubungan antara manusia
dengan lingkungannya tidak hanya ditentukan dengan jenis dan jumlah makhluk
hidup dan benda mati, melainkan juga oleh budaya manusia itu sendiri.
Nilai lingkungan artinya ada
kandungan yang terdapat dalam lingkungan. Lingkungan yang mempunyai nilai
positif, berharga dan dipentingkan dengan sebaik-baiknya, dimana artinya yang
berkarakter dan mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai lingkungan dalam
menunjang kehidupan, sepeti karakter cinta pada Sang Maha Pencipta dan segenap
ciptaan-Nya. Begitupun sebaliknya. Jadi nilai lingkungan yang berharga tersebut
sangatlah penting bagi perkembangan semua makhluk untuk bertahan hidup dan
untuk beribadah pada Sang Pencipta
Dalam Perspektif kesehatan,
nilai-nilai lingkungan dapat mempengaruhi sikap seseorang, Sikap seseorang yang
peduli terhadap lingkungan dan menghargai alam akan mendapatkan dampak positif
dari lingkungan. Lingkungan yang baik sangat mempengaruhi keadaan kesehatan
seseorang. Bila di kaitkan dengan teori hendr L.Blum Hendrik L. Blum dalam Planning for Health, Development and
Application of Social Change Theory secara jelas menyatakan bahwa
determinan status kesehatan masyarakat merupakan hasil interaksi domain
lingkungan, perilaku dan genetika serta bukan hasil pelayanan medis
semata-mata. Kualitas lingkungan merupakan determinan penting terhadap
kesehatan masyarakat, penurunan kualitas lingkungan memiliki peran terhadap
terjadinya penyakit.
Kontribusi lingkungan dalam
mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah
perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan
memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
BAB
III
KESIMPULAN
1.
Perspektif adalah bagaimana kita menggunakan pisau
analisa berdasarkan kebutuhan, kesesuaian, pengetahuan dan pengalaman kita
untuk melakukan pemahaman, memberikan konseptualitas terhadap fenomena dan
realitas disekeliling kita.
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang
dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari
seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan
emosional.
2. Tiga
teori utama tentang etika lingkungan yaitu :
Shallow Environmental Ethics,
Intermediate Environmental Ethics, and Deep Environmental Ethics. Ketiga
teori ini dikenal juga sebagai Antroposentrisme, Biosentrisme, dan
Ekosentrisme.
3. Dalam Perspektif kesehatan, nilai-nilai
lingkungan dapat mempengaruhi sikap seseorang, Sikap seseorang yang peduli
terhadap lingkungan dan menghargai alam akan mendapatkan dampak positif dari
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-kesehatan/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2199030-pengertian-kesehatan-menurut-undang-undang/
Keraf S. A , 2010. Etika Lingkungan Hidup. Kompas Media
Nusantara, Jakarta http://www.saksuk.com/pengertian-kesehatan-lingkungan.html